Pergeseran Besar: Google Dikabarkan Stop Jualan Game di Play Store, Fokus ke Layanan Streaming?

Industri game mobile mungkin berada di ambang transformasi besar. Sebuah laporan internal yang bocor dari sumber terpercaya mengindikasikan bahwa Google sedang mempertimbangkan untuk secara bertahap menghentikan model penjualan game tradisional di Play Store (seperti pembelian game premium dan in-app purchases standar), dan mengalihkan fokus utamanya ke layanan cloud gaming berbasis langganan.

Keputusan radikal ini, jika dilaksanakan, akan secara fundamental mengubah cara miliaran pengguna Android mengakses dan memainkan game. Gamiro merangkum apa di balik rencana Google ini dan bagaimana pergeseran ini akan memengaruhi gamer mobile serta pengembang di seluruh dunia.

1. Ambisi Google di Cloud Gaming

Spekulasi ini muncul setelah Google dilaporkan mereorganisasi divisi gaming mereka, mengintegrasikan tim yang sebelumnya bekerja pada proyek game lokal dengan pengembangan infrastruktur cloud.

  • Konsistensi Lintas Platform: Google ingin menjadikan gaming sebagai bagian integral dari ekosistem cloud mereka, memungkinkan pengguna bermain game dengan kualitas tinggi (setara PC/konsol) di perangkat Android apa pun—mulai dari smartphone kelas bawah, Chromebook, hingga TV pintar—tanpa bergantung pada hardware lokal.

  • Model Subscription Lebih Stabil: Model langganan (subscription) menyediakan pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi Google dibandingkan komisi dari penjualan game per unit. Ini mengikuti tren live-service dan layanan berlangganan (seperti Netflix atau Xbox Game Pass).

2. Apa Dampaknya pada Pengembang dan Gamer?

Pergeseran ini membawa konsekuensi besar, baik positif maupun negatif.

PihakDampak PositifDampak Negatif
Gamer MobileAkses ke game AAA yang tidak mungkin dimainkan di HP biasa.Hilangnya kepemilikan game permanen (semua berbasis langganan).
Pengembang GamePotensi pasar global yang lebih besar melalui cloud dan jaminan pendapatan langganan.Terpaksa mengoptimalkan game untuk streaming dan persaingan ketat dalam layanan cloud.

Khusus bagi gamer, ini berarti Anda mungkin tidak perlu lagi khawatir tentang ukuran file game yang menguras memori HP, tetapi Anda harus siap untuk selalu terhubung ke internet dengan koneksi yang cepat dan stabil.

3. Nasib In-App Purchases dan Game Populer

Laporan menyebutkan bahwa Google tidak akan sepenuhnya meninggalkan in-app purchases (IAP), terutama untuk game free-to-play (F2P) yang sangat populer seperti Genshin Impact atau Mobile Legends.

  • Hibrida Model: Play Store kemungkinan akan bertransisi menjadi model hibrida. Game kasual dan F2P akan tetap tersedia secara tradisional, tetapi game premium atau AAA akan didorong secara masif ke layanan cloud streaming Google.

  • Masa Transisi: Transisi ini diperkirakan akan memakan waktu setidaknya 18-24 bulan agar pengembang besar dapat menyesuaikan diri, tetapi sinyal pergeseran prioritas platform sudah sangat jelas.

Langkah Google ini menunjukkan keyakinan bahwa cloud adalah masa depan gaming. Jika raksasa teknologi ini berhasil menarik pengembang game kelas atas untuk berinvestasi di layanan cloud mereka, peta persaingan gaming global—termasuk dominasi konsol dan PC—dapat terguncang secara fundamental.

0/Post a Comment/Comments